25 December 2006

Menikah....Harus Gitu?????!!!!

Nikah.............
Untuk satu kata ini, banyak pandangan sekaligus komentar yang berkaitan dengannya. Bahkan sehari-hari pun, sedikit atau banyak, tentu pembicaraan kita akan bersinggungan dengan hal yang satu ini. Tak terlalu banyak beda, apakah di majelisnya para lelaki, pun di majelisnya wanita. Sedikit diantara komentar yang bisa kita dengar dari suara-suara di sekitar, diantaranya ada yang agak sinis, yang lain merasa keberatan, menyepelekan, atau cuek-cuek saja.
Mereka yang menyepelekan nikah, bilang "Apa tidak ada alternatif yang lain selain nikah ?", atau "Apa untungnya nikah?". Bagi yang merasa berat pun berkomentar "Kalau sudah nikah, kita akan terikat alias tidak bebas", semakna dengan itu "Nikah ! Jelasnya bikin repot, apalagi kalau sudah punya anak". Yang lumayan banyak 'penggemarnya' adalah yang mengatakan "Saya pingin meniti karier terlebih dahulu, nikah bagi saya itu gampang kok".
Terakhir, para orang tua pun turut memberi nasihat untuk anak-anaknya "Kamu nggak usah buru-buru menikah, cari duit dulu yang banyak".
Ironisnya bersamaan dengan banyak orang yang 'enggan' nikah, ternyata angka perzinaan atau 'kecelakaan" semakin meninggi ! Itu beberapa pandangan orang tentang pernikahan. Tentu saja tidak semua orang berpandangan seperti itu. Sebagai seorang muslim tentu kita akan berupaya menimbang segalanya sesuai dengan kaca mata islam. Apa yang dikatakan baik oleh syariat kita, pastinya baik bagi kita. Sebaliknya, bila islam bilang sesuatu itu jelek pasti jelek bagi kita. Karena pembuat syariat, yaitu Allah adalah yang menciptakan kita, yang tentu saja lebih tahu mana yang baik dan mana yang buruk bagi kita.
Persoalan yang mungkin muncul di tengah masyarakat kita sehingga timbul berbagai komentar seperti di atas, tak lepas dari kesalahpahaman atau ketidaktahuan seseorang tentang tujuan nikah itu sendiri.
Nikah di dalam pandangan islam, memiliki kedudukan yang begitu agung. Ia bahkan merupakan sunnah (ajaran) para nabi dan rasul, seperti firman Allah :
"dan sesungguhnya Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan keturunan" (QS Ar-ra'd : 38)

Sedikit memberikan gambaran kepada kita, nikah di dalam ajaran islam memiliki beberapa tujuan yang mulia, diantaranya :

* Nikah dimaksudkan untuk menjaga keturunan, mempertahankan kelangsungan generasi manusia. Tak hanya untuk memperbanyak generasi saja, namun tujuan dari adanya kelangsungan generasi tersebut adalah tetap tegaknya generasi yang akan membela syariat Allah, meninggikan dienul islam , memakmurkan alam dan memperbaiki bumi.
* Memelihara kehormatan diri, menghindarkan diri dari hal-hal yang diharamkan, sekaligus menjaga kesucian diri.
* Mewujudkan maksud pernikahan yang lain, seperti menciptakann ketenangan, ketenteraman. Kita bisa menyaksikan begitu harmoninya perpaduan antara kekuatan laki-laki dan kelembutan seorang wanita yang diikat dengan tali pernikahan, sungguh merupakan perpaduan yang begitu sempurna.
Pernikahan pun menjadi sebab kayanya seseorang, dan terangkatnya kemiskinannya. Nikah juga mengangkat wanita dan pria dari cengkeraman fitnah kepada kehidupan yang hakiki dan suci (terjaga). Diperoleh pula kesempurnaan pemenuhan kebutuhan biologis dengan jalan yang disyariatkan oleh Allah. Sebuah pernikahan, mewujudkan kesempurnaan kedua belah pihak dengan kekhususannya. Tumbuh dari sebuah pernikahan adanya sebuah ikatan yang dibangun di atas perasaan cinta dan kasih sayang.

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir" (QS Ar Ruum : 21)

Itulah beberapa tujuan mulia yang dikehendaki oleh Islam. Tentu saja tak keluar dari tujuan utama kehidupan yaitu beribadah kepada Allah.Nah untuk teman2 yang belum menikah, masih berfikir berkali2 untuk menikah??????, Awas lho, ati2, jangan sampai kita "keluar dari golongan umat Rasull", karena menikah adalah salah satu dari sunnah Rasul.
Cantique's.......

Rahasia Awetkan Perkawinan

Kejutan, Awetkan Perkawinan


Sisipkan aneka kejutan penuh cinta, maka kebahagiaan perkawinan akan menghampiri Anda. Ayo buktikan!

“… and so they lived happily ever after.” Kalimat ini selalu jadi penutup dongeng romantis semasa kita kecil. Tapi pada kenyataannya, diperlukan usaha ekstra keras untuk meraihnya.

Tahun pertama, masa penyesuaian

Di tahun pertama, Anda masih belajar untuk hidup berdua, dan tengah mempersiapkan diri belajar hidup bertiga, dengan kehadiran si buah hati.

Tak ada salahnya di tahun pertama perkawinan ini, Anda berdua mulai belajar memupuk minat pada kegiatan yang sama.

Tak perlu cemas bila dalam masa penyesuaian terjadi pertengkaran. Yang penting, temukan cara penyelesaian yang terbaik dan gunakan pengalaman yang didapat untuk menghadapi masalah serupa.

Meski di tahun pertama perkawinan ini Anda berdua masih meraba-raba ke mana kehidupan pernikahan ini akan berjalan, ada baiknya Anda dan pasangan mulai melihat jauh ke depan.

Tentukan rencana jangka pendek dan jangka panjang; dari jumlah anak yang diinginkan hingga merencanakan keuangan agar anak-anak kelak bisa bersekolah sampai ke jenjang tertinggi.

Tahun kedua, berkompromilah

Memasuki tahun kedua, manisnya masa bulan madu berkurang. Pahitnya konflik akibat perbedaan sifat dan pendapat, mulai terasa. Anda mungkin sempat putus asa, mengapa pasangan jadi semakin menyebalkan?

Tak perlu buru-buru cemas dan berprasangka yang bukan-bukan. Meski belum bisa sepenuhnya menerima perbedaan itu, mulailah belajar saling berkompromi. Konflik biasanya timbul bila masing-masing Anda memiliki harapan dan aspirasi berbeda terhadap pasangan. Jadi, sedapat mungkin saling komunikasikan, apa yang Anda harapkan dari pasangan.

Di tahun kedua ini, umumnya Anda berdua sudah jadi ayah dan ibu. Berperan sekaligus sebagai ibu dan istri atau ayah dan suami memang tidak gampang. Istri yang sibuk mengurus anak, jadi sering lupa merawat suami, bahkan dirinya sendiri. Suami juga sering lupa memanjakan istri seperti waktu berpacaran. Karena, semua perhatian, waktu dan tenaga tercurah pada anak.

Jadi, jangan lengah! Meski disibukkan dengan peran-peran ini, tetap usahakan untuk memberi perhatian khusus pada pasangan. Bagaimanapun, setiap manusia butuh untuk merasa tetap dicintai. Ajak pasangan Anda untuk kencan setiap hari Jumat, misalnya. Pada saat itu Anda bisa nonton, main bowling, atau sekadar menikmati secangkir kopi di kafe.

Tapi yang lebih penting, pahami bahwa tak ada satu pun dari Anda yang bisa berubah total dalam waktu singkat. Ini akan meringankan hati Anda, membuat Anda lebih sabar, dalam menghadapi ‘kelemahan-kelemahan' pasangan. Tidak malah saling menyalahkan dan menyudutkan.

Aktivitas Penuh Makna

Beri pasangan Anda kejutan-kejutan yang membahagiakan. Dijamin Anda berdua semakin happy, tambah sayang, cinta dan bahagia menjalani hidup perkawinan Anda!

Kirim SMS
Kirim SMS mesra pada pasangan. Di sela-sela jam istirahat kantor, tak ada salahnya Anda kirimkan pesan singkat seperti, “Aku kangen kamu!”
Nonton bareng
Luangkan waktu untuk nonton berdua. Kalau Anda berdua tidak tega meninggalkan anak-anak di rumah, nonton saja di rumah. Tapi, buat suasana jadi seru. Pilih dan beli sama-sama DVD yang akan ditonton, dan jangan lupa siapkan camilan.
Buat masakan favorit
Walaupun tidak mahir memasak, cari tau makanan kesukaan pasangan dan buatkan untuknya. Usaha Anda untuk memasak dan menyiapkan hidangan kesukaannya, akan membuatnya terharu dan tersanjung.
Ciuman mesra
Bisa jadi setiap hari Anda mencium pasangan. Tapi coba ingat-ingat lagi, apakah Anda melakukannya dengan sepenuh hati? Jangan-jangan Anda hanya terjebak oleh rutinitas harian. Jadi, kalau besok Anda mau mencium pasangan Anda, lakukan dengan sepenuh hati, berkonsentrasilah pada apa yang sedang Anda lakukan.
Delivery Order
Saat jam makan siang, pesan pizza atau es krim, lalu kirim ke kantornya. Dan, lihatlah reaksinya di akhir hari!
Kirim bunga
Mengirimkan bunga tidak hanya bisa Anda lakukan ketika pasangan sedang berulang tahun atau mendapat promosi jabatan. Pada hari-hari biasa pun Anda bisa mengirimkan bunga kepadanya. Dampak yang dihasilkan bisa sangat tak terduga. Coba saja!
Cantique's

Ke Mana Perginya Kemesraan Ini?

Pertentangan dan pertengkaran itu bumbu kehidupan suami-istri. Namun ketika berubah menjadi perseteruan yang menorehkan luka mendalam, hubungan Anda dengan pasangan dalam krisis.

Masih lekat dalam ingatan Leva dan Deni, betapa manisnya awal cinta kasih mereka hingga mereka bersatu dalam sebuah perkawinan. Masih lekat pula memori indah ketika si kecil hadir menghangatkan rumah mungil hasil kerja keras bersama. Tetapi kini… semua lenyap ditelan bumi. Rumah demikian suram, si kecil rewel, Leva menangis di kamarnya dan, di tempat lain Deni mempertanyakan ke mana arah bahtera perkawinan ini berlayar.

Memikirkan kesempatan kedua
Berbagai studi mengemukakan, pertengkaran dan pertentangan dalam 5 – 7 tahun pernikahan bukan sesuatu yang janggal. Namun ketika kemarahan dan perseteruan berlanjut menjadi rasa kecewa dan luka mendalam, biasanya masing-masing pihak mulai berpikir, “Bagaimana hubungan kami bisa menjadi seburuk ini?”
David Wilchfort , terapis perkawinan di Munich, Jerman, menekankan agar bila menghadapi kondisi ini, pasangan muda tidak tergesa-gesa memutuskan untuk mengakhiri hubungan. “Sebuah kesempatan kedua bisa menjadi pilihan dan sukses dilalui banyak pasangan suami-istri dalam krisis,” jelasnya. Syaratnya, masing-masing pasangan melangkah bersama dengan pandangan yang tepat, terutama terhadap upaya membangun kembali ‘puing-puing' rumah tangga yang berserakan.
Tentu sayang meninggalkan begitu saja kenangan manis yang pernah Anda alami bersama pasangan. Jika Anda memiliki harapan bersama pasangan untuk berjuang meniti masa depan, Anda perlu mengikuti saran Wilchfort untuk menjawab beberapa pertanyaan kritis. Leva dan Deni, misalnya, menyadari jika hubungan mereka tak lagi dapat disatukan. Dilihat dari aspek mana pun, perkawinan mereka terancam bubar. Namun, sebagaimana pasangan lain yang juga sedang dalam krisis, hari-hari begitu membingungkan. Di suatu hari, masalah mereka tampak begitu jelas, dan tak ada lagi yang dapat diselamatkan. Tapi di hari lain, masing-masing masih merasa saling menyayangi dan menyesal, mengapa hubungan mereka retak.
Untuk meluruskan benang kusut dalam hati pasangan seperti Leva dan Deni, Wilchfort menyarankan masing-masing mempertanyakan diri mereka secara kritis ( Lihat Boks: “Ke mana rumah tangga ini akan dibawa?” ). Dari jawaban Anda, Anda dapat menelaah apakah hubungan Anda dengan pasangan masih dapat dipertahankan atau terpaksa harus diakhiri. Jika jawabannya sebagian besar “ya”, berarti Anda siap memulai kembali hubungan Anda dengan pasangan.
Untuk itu, ada beberapa hal yang harus dan tidak boleh dilakukan. “Terkadang, masing-masing pihak harus menahan diri bahkan berkorban untuk membenahi hubungan. Rasanya seolah menelan pil pahit memang. Tetapi itulah satu-satunya cara untuk memanfaatkan kesempatan kedua,” ungkap David.

Bulan madu kedua dan ‘PR'
Salah satu cara yang paling umum disarankan para ahli atau penasihat perkawinan adalah melakukan perjalanan bersama atau bulan madu kedua. Manfaat bulan madu kedua memang bukan ‘isapan jempol'. Kerap kali pasangan dalam krisis merasakan cinta yang lebih segar, hangat dan indah sepulang bulan madu. Namun, tak jarang, beberapa pasangan kembali dihadang badai, yang barangkali lebih keras dibanding sebelumnya.
Wilchfort berpendapat, kegagalan pasangan sepulang bulan madu, karena mereka seringkali lupa mengerjakan ‘pekerjaan rumah' (PR), yang seharusnya mereka kerjakan selama dan sesudah bulan madu.
“Pasangan suami-istri biasanya terlalu yakin masalah secara otomatis sirna melalui bulan madu kedua. Padahal, dalam membina rumah tangga, memelihara hubungan suami-istri tak berjalan dengan sendirinya. Perlu daya dan upaya ekstra,” jelas David.
Krisis rumah tangga tak mungkin tidak meninggalkan bekas luka. Rasa tidak percaya tak otomatis beralih menjadi rasa saling percaya. Rasa kesal tak lantas lenyap dari hati meskipun beberapa hari disisihkan untuk dilewati bersama dengan indah dan memperbaiki hubungan. Artinya, prinsip yang harus sama-sama diyakini bukanlah melupakan masalah, melainkan memperbaiki akar masalah.
Komunikasi tentu modal utama. Jika Anda merasa perlu mendapat pelatihan komunikasi efektif pernikahan atau berkonsultasi, fokuskan upaya perbaikan dengan melatih keterampilan berkomunikasi. Dengan begitu bulan madu tak mengalir tanpa arah. Padahal Anda berdua ingin mencapai sebuah perbaikan. Dari studi yang dilakukan Wilchfort, pasangan suami-istri bahkan dapat mengatasi masalah saat masih dalam proses saling belajar berkomunikasi dan mengkomunikasikan diri.
Prinsip berikutnya, setelah mencapai perbaikan, Anda berdua harus membangun kembali hubungan dari keretakan. Modal utamanya adalah kompromi. Dengan saling membuka diri untuk berkompromi, beberapa kesepakatan baru perlu dibuat, dan perubahan dapat terjadi.
Percayalah, perubahan yang Anda jumpai, baik atau buruk, bukanlah hasil kerja ‘tangan-tangan ajaib', melainkan kerja keras, daya dan upaya berdua untuk mengelola kembali hubungan indah yang Anda jalin bersama.

Andi Maerzyda A. D. Th.


“Ke Mana Bahtera ini Berlayar?”

Berikut pertanyaan-pertanyaan yang dapat membawa masing-masing pihak pada jawaban atas pertanyaan, ”Ke mana bahtera rumah tangga ini akan dibawa?”:
• Apakah salah satu dari Anda bersikap tidak loyal?
• Apakah Anda masih saling menghormati?
• Apakah Anda bersama-sama dapat berkembang dalam perkawinan ini?
• Apakah Anda berdua masih dapat membuat sebuah keputusan penting bersama-sama?
• Apakah Anda berdua masih memiliki tujuan bersama di masa depan?
• Apakah Anda berdua masih dapat tertawa bersama?
• Apakah Anda masih memiliki banyak waktu untuk makan bersama?
• Apakah Anda masih memiliki kepedulian satu sama lain?
• Apakah Anda masih dapat menikmati kedekatan fisik satu sama lain?
• Terlepas dari semua masalah yang menimpa hubungan Anda dengan pasangan, apakah Anda ingin menjalin kembali hubungan Anda yang retak dengan pasangan?


Sukses Bulan Madu Kedua

• Persiapkan perjalanan sebaik mungkin. Pastikan akomodasi dan transportasi tidak berpotensi memunculkan masalah. Bila perlu, minta bantuan biro perjalanan tepercaya.
• Pilih tempat yang membawa Anda kembali pada kenangan indah saat pertama kali berjumpa atau bulan madu pertama.
• Lupakan sementara waktu urusan kantor, anak (bisa dititipkan pada orang tua atau kerabat yang dapat dipercaya), dan berbagai masalah yang menjadi sumber keretakan.
• Cobalah mengingat kembali kenangan indah dari hal-hal sederhana. Misalnya, agar komunikasi lebih hangat, panggillah pasangan dengan nama sayang Anda ketika masih berpacaran. Atau, kenakan pakaian maupun wewangian yang disukai pasangan.
• Persiapkan pula strategi untuk memperbaiki hubungan. Artinya, nikmati perjalanan, keintiman dan kehangatan saat bersama pasangan, tetapi dengan tetap mengerjakan ‘PR' yang Anda bawa dari rumah. Jangan sia-siakan kesempatan yang ada. ‘PR' berlanjut hingga hari-hari sepulang Anda bulan madu.

Cantique's